A. Latar
belakang
Manajemen
adalah salah satu bagian terpenting dalam suatu perusahaan. Tugasnya
sangat krusial dalam suatu organisasi yakni, menentukan dan mengawasi kinerja
suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
manajemen itu sendiri. Dari sini dapat diketahui bahwa manajemen mutlak
diperlukan dalam suatu organisasi karena merupakan pusat kinerja dari
organisasi itu sendiri.
Berbagai
tugas manajemen itu sendiri di jelaskan lebih lanjut dalam fungsi
manajemen. Fungsi manajemen ini dapat berbeda pada tiap perusahaan tergantung
dari penggunaannya. Namun yang utama terdiri dari Planning, Organizing,
Leading danControlling yang sering disingkat menjadi POLC.
Walaupun berbeda-beda, tujuan manajemen dalam suatu organisasi selalu sama
yaitu mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien. Lebih lanjut lagi, yang melatarbelakangi fungsi manajemen ini adalah
teori yang dikembangkan oleh Henry Fayol, yakni teori organisasi klasik. Teori
ini masih memiliki kekurangan yakni berfokus kepada masalah teknis. Teori
manajemen lain yang berkembang dan berusaha melengkapi teori ini adalah aliran
tingkah laku manusia yang melihat keberhasilan kinerja manajemen dapat
dicapai dengan memperhatikan dan mengarahkan tingkah laku anggota organisasi.
Dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai implementasi dari fungsi manajemen
beserta teori manajemen tersebut dalam salah satu instansi pemerintah
yakni Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN). LAPAN sendiri merupakan
adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang bertugas dalam pengembangan
tekhnologi dan sains terutama di bidang satelit dan sensor penginderaan jauh.
B. Kerangka
teori
a. Pengertian
Manajemen
Sebelum
memulai lebih jauh mengenai manajemen, harus diketahui terlebih dahulu mengenai
pengertian dari manajemen. Terdapat berbagai pendapat mengenai manajemen. Mary
Parker Follet berpendapat bahwa manjemen adalah seni untuk melaksanakan suatu
pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan Stephen Robbin berpendapat hampir sama
yakni koordinasi aktivitas kerja sehingga dapat diselesaikan secara efektif dan
efisien melalui orang lain. Pendapat lain mengatakan bahwa manajemen adalah
POLC dari sumber-sumber organisasi yang berupa manusia serta materi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Jones dan George, 2007:p.5).
b. POLC
POLC
yang dimaksud disini adalah proses manajemen yang terdiri dari planning(perencanaan), organizing (pengorganisasian), leading (pemimpinan),
dan controlling(pengendalian). Planning merupakan
proses awal pengidentifikasian dan menyeleksi tujuan yang sesuai serta
program kegiatan yang terbaik dalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan yang
baik juga mempertimbangkan jangka waktu yang tepat di tiap rencana program
kegiatan. Selanjutnya adalah organizing yang merupakan
proses membangun hubungan tugas dan wewenang yang membuat orang untuk bekerja
sama untuk mencapai tujuan organisasi. Yang dikoordinasikan disini adalah
antara sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada. Perlu diingat bahwa
sasaran yang berbeda memerlukan struktur yang berbeda. Hal inilah yang menjadi
salah satu dasar dalam pengorganisasian dalam mengatur SDA dan SDM. Hal
penting lainnya dalam pengorganisasisan adalahstaffing. Staffing adalah
pencarian anggota dalam organisasi. Di dalamnya juga termasuk penempatan dan
pelatihan para staff yang telah dipilih tersebut. Lalu proses manajemen
selanjutnya adalah leading yaitu proses motivasi serta
koordinasi baik individu maupun kelompok untuk dapat bekerjasama mencapai
tujuan organisasi. Kepemimpinan yang dimaksud lebih kepada bagaimana seorang
pemimpin mengarahkan untuk maju dan mempengaruhi aktivitas bawahannya dengan
menciptakan suasana menyenangkan untuk bekerja. Dan proses manajemen terkahir
adalah controlling yaitu penetapan pengukuran yang akurat dan
sistem monitoring untuk mengevaluasi seberapa baik organisasi
telah mencapai tujuannya. Dalam fungsi pengendalian ini terdapat berbagai
elemen yang perlu diperhatikan yaitu penetapan standar kerja, pengukuran
prestasi yang telah dicapai, pembandingan prestasi yang telah ada serta koreksi
dari kesalahan yang terlihat. Salah satu pendekatan yang sering digunakan
adalah TQM atau Total Quality Managementyang memusatkan manajemen
pada perbaikan yang terus menerus.
c. Peran
Organisasi
Elemen
terpenting lainnya yang membentuk manajemen adalah orang-orang yang menjalankan
manajemen itu sendiri, yakni organisasi. Organisasi adalah dua orang atau lebih
yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik
atau sejumlah sasaran. (Stoner,Freeman dan Gilbert Jr, 1995:p.6). Dalam buku
Management 2nd Edition, Stoner menerangkan berbagai peranan organisasi.
Antara lain adalah penggunaan organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan,
untuk melestarikan pengetahuan serta sumber karir.
d. Peran
Manajer
Selain
organisasi hal penting lainnya yang menjadi poin utama dalam manajemen dan
organisasi adalah satu orang di balik layar yang mengatur hubungan semuanya
yaitu manajer. Peran utama manajer adalah sebagai penggerak roda perusahaan
utama menuju ke arah tujuan perusahaan. Penjelasan lebih lanjut mengenai
manajer dijelaskan oleh Stoner dalam bukunya Management 2nd edition,
yakni:
1.
Manajer bekerja melalui orang lain baik bawahan maupun klien.
2.
Manajer bertindak sebagai saluran komunikasi di dalam organisasi
karena menetapkan tujuan jangka panjang perusahaan dan menyediakan informasi
yang tepat.
3.
Manajer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas kerjaannya
dan kerjaan bawahnya, karena itu manajer harus mengevaluasi kerjaan bawahannya
untuk menjaga nama baik dirinya sendiri. Hal ini juga menunjukan manajer harus
bekerja lebih baik dibanding yang lainnya.
4.
Manajer menentukan tujuan yang saling bertentangan dan
menentukan prioritas. Hal ini terjadi akibat tujuan dan sumber daya yang ada
saling bertentangan, dari sini manajer memutuskan siapa dan apa yang paling
baik digunakan untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam suatu organisasi.
5.
Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual dengan
cara membagi permasalahan sebagai komponen-komponen lalu dianalisa sehingga
akhirnya ditemukan penyelesaian yang tepat.
6.
Manajer adalah mediator disaat terjadi perselisihan diantara
orang-orang yang berada dalam organisasi maupun diluar organisasi akibat dari
tujuan dan jenis orang yang bermacam-macam.
7.
Manajer adalah politikus dikaitkan dengan penciptaan hubungan,
pendekatan serta kompromi dalam mencapai tujuan organisasi.
8.
Manajer adalah diplomat mewakili organisasinya saat berbicara
dengan organisasi lain.
9.
Manajer merupakan simbol yakni lambang keberhasilan atau
kegagalan suatu organisasi dilihat dari tanggung jawab yang diembannya.
10. Manajer
mengambil keputusan sulit karena masalah yang akan selalu muncul.
e. Efektif
dan efisien
Hal
lain yang menjadi prioritas bagi organisasi adalah mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Tapi bukan sembarang mencapai tujuan organisasi biasa.
Tujuan organisasi harus bisa dicapai secara efektif dan efisien. Efektif yang
dimaksud adalah pemilihan cara yang tepat dalam mencapai tujuan. Ukuran yang
menunjukan kesesuaian tujuan organisasi yang ingin dicapai dengan tingkat
pencapaian tujuan organisasi yang nyata dan faktual. Pendapat lainya mengatakan
efektif yang dimaksud adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai
atau melakukan hal yang tepat (Stoner,Freeman dan Gilbert Jr, 1995:p.9)
sehingga dapat dikatakan efektivitas sudah harus dilakukan dari awal saat
memulai organisasi dan terus dilakukan selama proses mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan efisiensi adalah permasalahan mengenai input dan output yakni
perbandingan input yang seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang
maksimal (hemat) sehingga manajer dikatakan berhasil apabila dalam pencapaian
tujuan organisasi dapat menekan biaya sumber daya. Dalam buku yang lain,
efisiensi adalah permasalahan ketepatan (Stoner,Freeman dan Gilbert Jr,
1995:p.9). Sama halnya dengan pendapat sebelumnya, ketepatan yang dimaksud
adalah pengukuran input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output yang
diperlukan.
Keefektifan
dan keefisienan ini juga dapat digunakan sebagai pengukuran prestasi. Terdapat
dua jenis pengukuran prestasi, yakni prestasi manajerial dan prestasi
organisasi. Sesuai dengan namanya, prestasi manajerial mengukur seberapa efektif
dan efisien kerja mereka yang akan mempengaruhi prestasi organisasi, yakni
seberapa efektif dan efisien kerja suatu organisasi.
f. Dasar
Manajemen
Dasar
manajemen yang baik akan menghasilkan pencapaian tujuan secara baik pula.
Karena itulah dasar menjadi penting sebelum memulasi suatu organisasi. Menurut
studi yang dilakukan oleh Thomas J. Peters dan Robert H. Waterman dalam In
Search of Excellence: Lesson from America’s Best Run Companies (1982),
terdapat deLAPAN atribut perusahaan yang unggul:
1.
Keunggulan dalam bertindak
2.
Tetap dekat dengan pelanggan
3.
Otonomi dan kewiraswastaan
4.
Produktivitas melalui manusia
5.
Kehadiran sosok pimpinan
6.
Pemahaman bisnis yang mendalam
7.
Bentuk yang sederhana, struktur dan ramping
8.
Sikap yang tetap longgar.
g. Tingkatan
Manajer
Terdapat
berbagai tipe manajer dilihat dari tingkatan dan lingkup kerjanya. Menurut
tingkatannya terdapat manajer lini pertama, manajer menengah/madya dan manajer
puncak. Manajer lini pertama bertanggung jawab atas pengawasan sehari-hari dari
karyawan non manajerial (pekerja operasional) bukan kerja dari manajer lain
karena mereka merupakan tingkat pertama atau terendah dari manajer dalam
hirarki organisasi. Sering juga disebut sebagai mandor, pengawas produksi,
pengawas tehnik, kepala bagian tata usaha, foreman atau supervisor.
Diatas manajer lini pertama terdapat manajer menegah yang bertanggung jawab
menemukan cara terbaik dalam menggunakan sumber daya alam untuk mencapai tujuan
perusahaan. Manajer menegah mengarahkan kegiatan manajer lini pertama. Tanggung
jawabnya antara lain mengimplementasikan kebijakan organisasi dan
menyeimbangkan permintaan dari manajer dengan kapasitas karyawan. Sebutan lain
dari manajer menegah adalah manajer pabrik. Dan selanjutnya adalah manajer
puncak yang bertanggung jawab atas keseluruhan kinerja organisasi, mulai dari
penetapan tujuan organisasi, interaksi antar kementrian serta pengawasan
kinerja manajer menengah. Sebutan lain dari manajer puncak adalah chief
executive, officer/direktur utama, presiden direktur dan senior vice president,
eksekutif dan wakil presiden. Mereka bertanggung jawab langsung terhadap atasan
utama yakni CEO (Chief Executive Officer). Sedangkan berdasarkan ruang
lingkup kerjanya, manajer dibagi menjadi dua, yakni manajer fungsional dan
manajer umum. Manajer fungsional bertanggung jawab hanya pada satu kegiatan
organisasi seperti produksi, pemasaran, penjualan atau keuangan. Secara tidak
langsung manajer fungsional menyatukan kesamaan tugas. Sedangkan manajer umum
lebih rumit dibandingkan manajer fungsional. Hal ini dilihat bawahan manajer
umum yakni unit yang kompleks seperti perusahaan, anak perusahaan atau divisi
operasi independen semakin besar suatu perusahaan dan cabangnya tentunya
semakin banyak manajer umum di dalamnya.
h. Kemampuan
Manajer
Tidak
semua orang bisa menjadi manajer, diperlukan berbagai macam kemampuan untuk
dapat menyesuaikan keadaan SDM dan SDA untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan. Kemampuan itu termasuk di dalamnya pendidikan dan
pengalaman. Lebih lanjut lagi pendidikan dan pengalaman ini masuk ke dalam tiga
prinsip yakni kemampuan konseptual, manusiawi dan tekhnikal. Kemampuan
konseptual mencakup kemampuan mental untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan
berbagai macam kepentingan dan kegiatan organisasi. Hal ini ditunjukan dengan
kemampuan analisa dan diagnosa situasi sehingga dapat membedakan antara sebab
dan akibat. Kemampuan ini terutama dibutuhkan untuk top manager karena tugasnya
sebagai perencana dan pengorganisasian. Selanjutnya adalah kemampuan manusiawi
yakni kemampuan untuk dapat bekerja dengan orang lain termasuk didalamnya
kemampuan untuk mengerti, motivasi, merubah, memimpin serta mengatur perilaku
individu dan kelompok menjadi kelompok yang kohesif. Dan yang terakhir
kemampuan teknis yakni kemampuan spesifik dalam peran organisasi termasuk
penggunaan alat, prosedur dan tehnik di bidang khusus yang diperlukan
organisasi. Ketiga kemampuan ini sangat penting namun terdapat perbedaan
kepentingan bagi tingkatan manajer. Misalnya manajer lini pertama diharapkan
kemampuan tekhnisnya lebih tinggi dibanding lainnya, manajer menengah
diharapkan kemampuan manusiawinya lebih tinggi serta manajemen puncak
diharapkan mempunyai kemampuan konseptual lebih tinggi sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.
i. Peran
Manajerial
Peran
manajerial sendiri adalah kumpulan tugas spesifik yang dilakukan manajer karena
posisi yang dipegangnya di dalam organisasi. Mintzberg menerangkan berbagai
peranan manajerial. Terdapat tiga garis besar yakni peranan antarpribadi
(interpersonal role) yang terdiri dari tokoh (figurehead), pemimpin (leader)
dan penghubung (liaison), lalu peranan informasional (informational
role) yang terdiri dari pemantau (monitor), penyebar (disseminator)
dan juru bicara (spokesperson) serta peranan pengambil keputusan (decisional
role) yang terdiri dari wiraswasta (enterpreuner), pemadam keributan
(disturbance handler), pengalokasi sumber daya (resource allocator)
dan perunding (negotiator). Berikutnya akan dijelaskan satu persatu.
Peranan antar pribadi merupakan tugas yang dilakukan setiap saat karena manajer
akan bertemu dengan orang lain di tiap kerjanya sehingga bersifat rutin namun
tetap tidak boleh diabaikan. Sebagai tokoh, manajer bertindak melakukan tugas-tugas
seremonial, membuat outline masa depan perusahaan, penentuan rapat, pembukaan
cabang dan sebaginya. Sebagai pemimpin, manajer menyemangati dan mengawasi
kinerja bawahannya. Terakhir sebagai penghubung, manajer berhubungan
dengan klien di luar organisasi termasuk dengan kementrian yang berbeda.
Selanjutnya adalah peranan informasional. Informasi berperan penting bagi
manajer sebagai pijakan dalam pengambilan keputusan. Sebagai pemantau, manajer
akan terus mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
termasuk perubahan lingkungan eksternal dan internal yang selanjutnya sebagai
penyebar, manajer memilah informasi untuk disebarkan ke pihak-pihak yang
membutuhkan informasi. Informasi yang disebarkan antara lain tujuan organisasi
serta perubahan lingkungan eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi
organisasi Dan terakhir sebagai jurubicara, manajer memberikan informasi
kepada publik serta klien tertentu untuk memberitahukan kinerja organisasi.
Dapat dilakukan dengan pembuatan iklan, kampanye, press release dan sebagainya.
Dilihat dari sisi peranan pengambil keputusan, manajer menggunakan informasi
yang sudah dimilikinya tadi sebagi dasar dalam mengambil keputusan. Dalam peran
wiraswasta, manajer menyempurnakan unitnya yakni sumber daya yang dimiliki
dengan melakukan perubahan sehingga menghasilkan jasa dan barang yang inovatif
. Dalam peran pemadam keributan, manajer bertindak cepat mengambil tindakan
yang tepat terhadap keadaan yang ada di luar kontrolnya baik di dalam maupun di
luar lingkungan. Sebagai pengalokasi sumber daya, manajer memperhitungkan
sumber daya yang dibutuhkan agar penggunaanya efisien dalam mencapai tujuan
perusahaan termasuk anggaran dan gaji. Sebagai perunding, manajer penghubungan
antar dua pihak yang akan bekerjasama demi mencapai tujuan organisasi
masing-masing seperti pihak supplier, distributor dan persatuan pekerja untuk
mencapau kesepakatan mengenai sumber daya yang dibutuhkan organisasi.
j. Teori
manajemen
§ §
Teori organisasi klasik
Teori
ini diperkenalkan oleh Henry Fayol (1841-1925) pendiri aliran manajemen klasik.
Disini Fayol membagi perusahaan ke dalam enam kegiatan yakni
1.
Teknis (technical) – memproduksi dan membuat produk
2.
Perdagangan (commercial) – membeli bahan baku dan menjual produk
3.
Keuangan (financial) – mencari dengan menggunakan modal
4.
Keamanan (security) – melindungi para pekerja dan harta
5.
Akuntansi (accounting) – mencatat dan mengecek biaya serta statistik
6.
Manajerial (management)
Selanjutnya,
Fayol juga memiliki konsepsi tersendiri mengenai fungsi manajemen. Fayol
mendefinisikan manajemen menjadi lima bagian, yakni merencanakan, memerintah,
mengkoordinasi dan mengendalikan. Fungsi manajemen ini selanjutnya berkembang
sesuai dengan apa yang ada saat ini dan disesuaikan penggunaannya tergantung
dari organisasi tersebut.
Gambar
1. Fungsi Manajemen Henry Fayol
Selain
itu terdapat 14 prinsip manajemen Fayol
1.
Devision of Labor (pembagian
kerja). Diterapkan pada lini perakitan, menjelaskan bahwa pekerjaan akan
semakin efisien apabila seseorang bekerja sesuai spesialisasinya.
2.
Authority (wewenang). Manajer
mengeluarkan perintah untuk dipatuhi.
3.
Dicipline (disiplin). Setiap
anggota organisasi mematuhi aturan organisasi.
4.
Unity of Command (kesatuan
perintah). Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja
untuk menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.
5.
Unity of Direction (kesatuan
arah). Tiap bagian hanya memiliki satu kepala dan tiap perintah harus sesuai dengan
perencanaan agar menjadi satu arah.
6.
Subordination of Individual Interest to
Generale Interest (mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan
pribadi). Kepentingan seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau
organisasi.
7.
Renumeration (pemberian upah).
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan,
kompensasi yang dibagikan secara adil.
8.
Centralization (pemusatan).
Dengan mengatur pembagian tugas dan wewenang antara atasan dan bawahan.
9.
The Hierarchy (jenjang
jabatan). Tingkatan tiap anggota dalam organisasi dari puncak sampai bawah.
10.
Order (tata tertib). SDM
dan SDA harus berada di tempat dan waktu yang tepat.
11.
Equity (kesamaan).
Persamaan perlakuan kepada semua anggota organisasi.
12.
Stability of Staff (kestabilan
staf). Perputaran staf yang teratur, tidak terlalu sering atau malah terlalu
jarang.
13.
Initiative (Inisiatif).
Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya,
menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
14.
Esprit the Corps (semangat
korps).
Membuat
semua anggota organisasi bersatu dengan membagi rasa semangat .
§ §
Aliran tingkah laku manusia
Teori
ini didukung oleh berkembangnya ilmu sosiologi dan psikologi. Teori ini melihat
orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi sebagai suatu kumpulan manusia
yang memiliki jiwanya masing-masing, dengan pemahaman seperti ini, manajer
diharapkan lebih melihat kepada tingkah laku bawahannya dalam mencapai tujuan
organisasi nantinya yakni melalui manajemen karyawan. Lebih jauh lagi aliran
ini melihat bagaimana hubungan antar manusia dapat membawa keuntungan dalam
pengaturan organisasi. Selain itu, teori ini melihat cara manusia bertingkah
laku dalam organisasi sebagai suatu kesatuan. Hugo Munsterberg dalam bukunya Psychology
and Industrial Efficiency menyatakan bahwa produktivitas dapat
ditingkatkan melalui :
1.
Menemukan orang yang terbaik dibidangnya.
2.
Memberikan kondisi psikologis yang terbaik.
3.
Menggunakan pengaruh psikologi possible effect untuk
mendorong karyawan.
Selain
itu, terdapat eksperimen lain yang menyatakan karyawan akan bekerja lebih baik
apabila mengetahui bahwa manajemen organisasi memperhatikan kesejahteraan
mereka. Eksperimen ini selanjutnya dikenal sebagai Hawthorne effect. Selain
itu lingkungan social karyawan akan mempengaruhi kinerja karyawan menjadi lebih
baik atau buruk. Hal ini selanjutnya berdampak bahwa tuntutan kelompok akan
lebih kuat dibanding sambutan manajemen. Teori ini juga berdasar kepada hirarki
kebutuhan Maslow yang melihat manusia sebagai mahluk yang keinginannya terus
bertambah seiring pencapaiannya.
Gambar
2. Hirarki Kebutuhan Maslow[1]
§ §
Perbandingan teori organisasi klasik dan aliran tingkah laku manusia
Kekurangan
teori organisasi klasik hampir sama dengan teori klasik lainnya yakni dibatasi
oleh pengetahuan dan kondisi yang ada pada masa lampau. Namun, masih banyak
bagian dari teori organisasi klasik yang masih bertahan sampai sekarang.
Seperti keterampilan manajemen serta pemisahan bidang-bidang utama praktek
manajer. Kekurangan lain dari teori organisasi klasik adalah cakupannya yang
terlalu luas. Selain itu, anggapan bahwa manajer harus mempertahankan otoritas
formalnya, sudah tidak bisa dilakukan pada jaman sekarang dikarenakan makin
terdidiknya karyawan. Hal ini dan berbagai hubungan kemanusiaan yang tidak
dibahas dalam teori organisasi klasik, dibahas dalam aliran tingkah laku
manusia. Dengan menekankan kepada kebutuhan sosial, gerakan hubungan antar
manusia memperbaki pendekatan klasik yang berpendapat bahwa produktivitas hanya
berkutat pada masalah tehnik. Aliran tingkah laku manusia juga mengembangkan
adanya penelitian dinamika kelompok. Namun, tak ada gading yang tak retak.
Aliran tingkah laku manusia berpendat bahwa lingkungan sosial adalah
satu-satunya pengaruh besar terhadap kinerja organisasi. Kenyataanya di
organisasi, terdapat faktor yang berkaitan yang dapat mempengaruhi kinerja
organisasi.
C. Pokok
bahasan
a. Profil
singkat
Pada
tanggal 31 Mei 1962, dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri Pertama RI, Ir.
Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun (selaku Sekretaris
Dewan Penerbangan RI). Tanggal 22 September 1962, terbentuknya Proyek Roket
Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Berhasil membuat dan
meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya. Tanggal 27 November
1963, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibentuk dengan
Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN. Lembaga Penerbangan
Antariksa Nasional (LAPAN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia.
Pelaksanaan tugas-tugas yang ada dalam LAPAN dikoordinasikan dengan
Menteri yang bertanggung jawab di bidang riset dan tekhnologi.
b. Visi
dan Misi
Visi
LAPAN adalah menjadi institusi penggerak kemandirian dalam penguasaan sains dan
tekhnologi kedirgantaraan dan pemanfaatannya bagi kesejahteraan bangsa dan
pembangunan nasional yang berkelanjutan. Visi ini dijabarkan lebih lanjut
menjadi misi di tiap bidang yang ada dalam LAPAN, yakni :
1.
Bidang Teknologi Roket, Satelit dan Penerbangan
Memperkuat
kemampuan penguasaan teknologi roket,satelit, dan penerbangan serta
pemanfaatannya untuk menjadi mitra industri strategis penerbangan dan pembina
nasional pengembangan roket dan satelit
2.
Bidang Penginderaan Jauh
Mengembangkan
kemampuan teknologi sistem sensor penginderaan jauh, sistem stasiun bumi,
akuisisi data dan memaksimalkan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh untuk
mendukung inventarisasi dan permantauan sumberdaya alam, ketahanan pangan dan
lingkungan serta mitigasi bencana dan menjadi pembina nasional penelitian,
pengembangan dan penerapan teknologi penginderaan jauh
3.
Bidang Sains Dirgantara (Antariksa dan Atmosfer)
Mengembangkan
kemampuan penguasaan pengetahuan antariksa dan atmosfer dalam upaya
meningkatkan pelayanan masyarakat atas informasi cuaca antariksa dankondisi
atmosfer, dan dampaknya pada perubahan iklim global dan kehidupan
di bumi
4.
Bidang Kebijakan
Mengembangkan
kajian kebijakan bagi pengembangan dan/atau perumusan kebijakan dan peraturan
perundang-undangan nasional untuk perlindungan kepentingan nasional dalam
rangka penguasaan, penerapan dan pendayagunaan IPTEK kedirgantaraan
(roket, satelit, penerbangan, penginderaan jauh dan sains antariksa) untuk
mendukung pembangunan nasional
5.
Bidang Kelembagaan dan Manajemen Sumberdaya
Senantiasa
memperbaharui diri sesuai dengan tuntutan perkembangan kemajuan IPTEK
dirgantara dan aspirasi masyarakat serta pembenahan pelayanan masyarakat
melalui penguatan komunikasi publik, kerjasama, perencanaan program/ kegiatan,
organisasi, ketatalaksanaan, SDM dan pengelolaan dan pengembangan asset
(sarana prasarana) serta pengawasan dalam rangka mencapai tata kelola pemerintahan
yang baik
c. Tugas
Pokok
Tugas
utama LAPAN antara lain adalah :
§ Melaksanakan
tugas pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan
pemanfaatannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
§ Melaksanakan
tugas Sekretariat Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia
(DEPANRI), sesuai Keppres No. 99 Tahun 1993 tentang DEPANRI sebagaimana telah
diubah dengan Keppres No. 132 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Keppres No.99
Tahun 1993. DEPANRI adalah suatu badan nasional yang mengkoordinasikan
program-program kedirgantaraan antar instansi dan mengarahkan
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan masalah-masalah kedirgantaraan.
d. Fungsi Dalam
mengemban tugas pokok di atas LAPAN menyelenggarakan fungsi-fungsi :
§ Pengkajian
dan penyusunan kebijaksanaan nasional di bidang penelitian dan Pengembangan
kedirgantaraan dan pemanfaatannya.
§ Koordinasi
kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN.
§ Pemantauan,
pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di
bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya.
§ Kerjasama
dengan instansi terkait di tingkat nasional dan internasional.
§ Penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan bidang penginderaan jauh, serta pengembangan bank
data penginderaan jauh nasional dan pelayanannya.
§ Penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan sain atmosfer, iklim antariksa dan lingkungan
antariksa, pengkajian perkembangan kedirgantaraan, pengembangan informasi
kedirgantaraan serta pelayanannya.
§ Penelitian,
pengembangan teknologi dirgantara terapan, elektronika dirgantara, wahana
dirgantara serta pemanfaatan dan pelayanannya.
§ Pemasyarakatan
dan pemasaran dalam bidang kedirgantaraan.
§ Pengendalian
dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas semua unsur di lingkungan LAPAN.
§ Penyelenggaraan,
pembinaan pelayanan administrasi umum.
e. Kewenangan
Sebagai
salah satu instansi pemerintah, LAPAN memiliki kewenangan sebagai berikut :
§ Penyusunan
rencana nasional secara makro di bidangnya;
§ Perumusan
kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
§ Penetapan
sistem informasi di bidangnya;
§ Kewenangan
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku yaitu :
Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penelitian dan
pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya. Penginderaan/pemotretan jarak
jauh dan pemberian rekomendasi perizinan orbit satelit
f. Program
I.
Program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa:
1.
Pengembangan Teknologi Roket
2.
Pengembangan Teknologi Satelit
3.
Pengembangan Teknologi Penerbangan
4.
Pengembangan Teknologi Penginderaan Jauh dan Bank Data
5.
Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh
6.
Pengembangan Sains Atmosfer
7.
Pengembangan Sains Antariksa
8.
Pengkajian Kebijakan dan Informasi Kedirgantaraan
9.
Operasi stasiun bumi penginderaan jauh cuaca, pengamat geomagnet, meteo,
dan atmosfer dan Telemetri Tracking Commands (TTC) dan
pekayanan pengguna
10.
Operasi Akuisisi dan pengolahan data satelit penginderaan jauh sumber daya
alam serta pelayanan pengguna
11.
Operasi Akuisisi data meteorologi, atmosfer dan Antariksa
II.
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya LAPAN
yang mendukung kinerja pelaksanaan Program Pengembangan Teknologi Penerbangan
dan Antariksa
1.
Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Perencanaan, MONEV, Organisasi,
Ketatalaksanaan dan Hukum;
2.
Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Humas dan Kerjasama Kedirgantaraan
(kerjasama nasional, internasional, maupun pelayanan umum);
3.
Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Sumberdaya dan Tata Usaha;
4.
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur;
5.
Pelayanan Pengguna Berbasis Teknologi dirgantara.
RENSTRA
LAPAN 2010-2014
Sebagai
penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (LAPAN) sebagai Lembaga pemerintah telah menyusun Rencana
Strategis (RENSTRA) LAPAN Tahun 2010-2014 yang disusun sebagai acuan :
a.
Penyusunan RENSTRA Unit Eselon I/II
b.
Penyusunan Rencana Kerja LAPAN
c.
Penyusunan Rencana/Program kerja LAPAN
d.
Koordinasi perencanaan kegiatan
e.
Pengendalian kegiatan
RENSTRA
sendiri merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi. Selanjutnya
RENSTRA dijabarkan menjadi program tahunan dan di evaluasi pengerjaanya setiap
3 bulan sekali oleh inspektorat.
g. Lokasi
LAPAN
mempunyai cabang-cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan kantor pusat
di Jl. Pemuda Persil No. 1 Rawamangun, Jakarta 13220.
Gambar
3. Peta persebaran cabang-cabang LAPAN
h. Produk
dan jasa
Produk
dan jasa yang ditawarkan oleh LAPAN antara lain adalah :
1.
Distribusi / pemesanan data penginderaan jauh
2.
Konsultasi mengenai penginderaan jauh
3.
Diklat / Training seputar penginderaan jauh
4.
Penyebaran informasi seputar penginderaan jauh
i. Jumlah
SDM
Gambar
4. Profil pangkat dan golongan LAPAN Oktober 2010
Gambar
5. Profil SDM pendidikan LAPAN Oktober 2010
j. Struktur
organisasi
Struktur
organisasi dalam LAPAN dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar
6. Struktur organisasi dalam LAPAN
Dibawah
Kepala LAPAN sebagai ceo (Chief Executive Officer ) terdapat
3 kedeputian teknis (manajer puncak) eselon I dan 1 sekeretariat utama (manajer
puncak) eselon I dan 1 inspektrorat eselon II.
Inspektorat
merupakan tangan kanan dari kepala LAPAN yang bertugas mengawasi kinerja
keseluruhan organisasi LAPAN.
3
Kedeputian teknis (manajer madya) terbagi menjadi :
1.
Deputi Bidang Penginderaan Jauh yang memiliki tugas melaksanakan pengembangan
teknologi dan pemanfaatan penginderaan jauh.
2.
Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan memiliki tugas
melaksanakan penelitian pengembangan sains antariksa dan pengkajian informasi
kedirgantaraan.
3.
Deputi Bidang Teknologi Kedirgantaraan melaksanakan pengembangan
teknologi roket dan satelit.
Sekretariat
Utama dibagi menjadi beberapa (manajer madya)
1.
Biro penceranaan dan organisasi
2.
Biro hubungan masyarakat dan kerjasama dirgantara
3.
Biro umum yang mengatur permasalahan di luar dua biro sebelumnya, seperti
manajer madya lainnya didalamnya terdapat manajer lini atas seperti
kepegawaian, rumah tangga dan keuangan.
D. Kesimpulan
dan saran
Sebagai
organisasi, LAPAN memiliki tujuan yang hendak dicapai yang ada dalam visi nya.
Selanjutnya, visi ini dijabarkan menjadi misi ditiap bidang yang ada di dalam
misi. Untuk mendukung berjalannya misi, dibuat tugas pokok yang harus dilakukan
agar misi tercapai. Tugas pokok ini selanjutnya dijabarkan menjadi berbagai
program. Untuk mencapai program-program itu dibuat target dalam bentuk RENSTRA
yang dijabarkan lagi dalam bentuk triwulan. Kinerja organisasi terus diawasi
secara berkala. Dari sini, munculah fungsi LAPAN yang dapat menerangkan produk
dan jasa yang dikeluarkannya.
Dalam
bagan organisasi yang membagi LAPAN menjadi berbagai bagian, merupakan
implemetasi dai pembagian perusahaan fayol. Dari bagan ini pula terlihat
bagaimana 14 prinsip manajemen Fayol diimplementasikan beserta fungsi
manajemennya. Berhubungan dengan aliran tingkah laku manusia, pembagian
kedeputian memperlihatkan penempatan orang yang terbaik dibidangnya karena
pembagian bidang kerja yang spesifik.
E. Daftar
pustaka
Stoner,
J.A.F., Sitrait, A. (1993). Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Stoner,
J.A.F., Freeman, R.E., Gilbert Jr, D.R., (1995). Manajemen: jilid I.
Jakarta: Prenhallindo.