JURNAL POLITIK
STRATEGI KAMPANYE PARTAI DEMOKRAT PADA PEMILU LEGISLATIF
TAHUN 2009: STUDI BAPPILU DPP PARTAI DEMOKRAT
Strategi
kampanye yang dilakukan oleh Bappilu Partai Demokrat melaluistrategi manajemen
Dapil (menempatkan caleg sebanyak banyaknya perdapil)gool getter Partai
Demokrat,mengambil caleg yang relatif telah teruji elektabilitasnya yang
tinggi, seperti caleg yang relatif banyak berasal dari pensiunan birokrat dan
PNS seperti camat dan lain-lain, yang sudah berpengalaman dan dekat selama ini
dengan rakyat.
Pengaruh
figur SBY lebih dominan pengaruhnya terhadap kemenangan Partai Demokrat.lebih
banyak mengunakanpengaruhfigur (person) SBYsebagai Ketua Dewan Pembina Partai
Demokrat yang menjual politik santun mengedepankan nasionalis dan relegius dan
gaya kepemimpinan SBY yang soft, setiap foto caleg selalu disamping gambar ada
foto SBY. [I]D[/I][I]oor to door[/I], dilakukan dengan cara caleg mendatangi
langsung para pemilih, lebih dominan dilakukan oleh caleg Partai Demokrat pada pemilu legislatif 2009.
Kerja Bappilu DPP Partai Demokrat relatif
tidak terlalu maksimal dan belum optimal,
namun pengaruh figur SBY dan penitia internal pemilihan umum membantu
kerja-kerja Bappilu DPP Partai Demokrat dalam memenangkan pemilu legislatif
2009 di Indonesia. Mesin politik Partai Demokrat dan kelengkapan
kebawahnya belum sempurna, seperti ada
di daerah yang pengurus Partai Demokrat belum ada tapi yang menariknya Partai
Demokrat justru menang di dearah tersebut.
[B]Kata
kunci: Strategi, Kampanye, Partai Politik,Figur, Pemilu,[/B][B]Identifikasi
Strategi Kampanye[/B]
PENDAHULUAN
Latar
belakang penelitian ini, diawali dengan kemenangan Partai Demokrat pada pemilu
legislatif 2009 di Indonesia, inilah yang kemudian mengapa penelitian ini
menarik untuk diangkat.Pada pemilu legislatif
2009, Partai Demokrat, kembali menjadi hal yang fenomenal sebagai
satu-satunya partai politik era reformasi yang mampu menjadi parpol besar dan
menjadi pemenang pada pemilu legislatif 2009, dengan peningkatan jumlah suara
300 % dibanding pemilu 2004, Partai Demokratyang pertama kali ikut pesta
demokrasi pada pemilu 5 April 2004 mampu
meraih 7,45% suara atau 56 kursi DPR-RI.
Pada pemilu
2009Partai Demokrat memperoleh 150 kursi (26,4%) di DPR RI, setelah mendapat
21.703.137 total suara (20,4%). Partai Demokrat meraih suara terbanyak di
banyak provinsi, hal yang pada pemilu sebelumnya tidak terjadi, seperti di
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh]Aceh[/LINK],
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/DKI_Jakarta]DKI Jakarta[/LINK], dan [LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat]Jawa
Barat[/LINK]. Dari hasil pengamatan penulis kemenangan Partai Demokrat tidak
terlepas dari strategi kampanye.
Pada pemilu
legislatif 9 April 2009, Partai Demokrat
kembali menjadi hal yang fenomenal sebagai satu-satunya partai politik era
reformasi yang mampu menjadi pemenang.Pemilu tahun 2009 merupakan Pemilu ketiga
yang diselenggarakan pasca pemerintahan Orde Baru. Pemilu kali ini merupakan
Pemilu yang mempunyai signifikansi simbolis sekaligus rill secara politis karena
Indonesia sudah memasuki satu dekade penyelenggaraan pemilu yang demokratis.
Pemilu 1999 dan 2004 dinilai sukses oleh berbagai pihak sehingga mampu
mengantar Indonesia pada transisi dan konsolidasi demokrasi. Dalam Pemilu tahun
2009 ini, aturan main dan sanksi telah diatur dalam berbagai regulasi, salah
satunya UU RI Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu DPR/DPD/DPRD, memilih wakil
rakyat untuk duduk dalam lembaga legislatif negara.
Sejarah
pelaksanaan Pemilu legislatif yang pernah dilakukan di Indonesia, sesungguhnya
bisa dijadikan cerminan dari dinamika kehidupan demokrasi di tanah air. Melalui
pelaksanaan Pemilu, kita semua akan memahami berbagai hal yang berada pada
koridor transfer of power dan power competition. Pemilu memiliki daya tarik
bagi siapa saja untuk berkuasa dan mempertahankan kekuasaan melalui dukungan
suara dari masyarakat pemilih. Pembuktian perolehan dukungan suara dari
masyarakat, dapat dilihat dari keberhasilan perolehan suara pemilih bagi
peserta Pemilu.
Persoalan
untuk mengemas pesan politik dalam kampanye pemilu menjadi urusan yang sangat
penting bagi partai politik dan calon anggota legislatif yang maju bersamanya,
agar makna pesan dapat diterima secara efektif oleh audiensnya. Pesan sebagai
elemen kampanye diartikan sebagai pernyataan ringkas yang menyebutkan mengapa
pemilih harus memilih seorang kandidat tertentu.
Pesan adalah
salah satu aspek terpenting dalam setiap kampanye politik. Dalam kampanye
politik modern, pesan harus disusun dengan sangat hati-hati sebelum disebarkan
dan menjadi konsumsi media dan publik. Untuk dapat menghasilkan pesan kampanye
yang efektif, maka perlu dilakukan orientasi yang mendalam terhadap berbagai
hal yang diinginkan khalayaknya. Orientasi caleg terhadap kondisi khalayak
dalam menyusun pesan politiknya perlu memperhatikan Teori Stealth democracy
(demokrasi sembunyisembunyi).
Dalam
undang-undang RI Nomor 10 Tahun 2008 pada
pasal 76 dan seterusnya yang mengatur tentang kampanye dijelaskan bahwa
kampanye pemilu dilakukan dengan prinsip
bertanggung jawab. Dan beberapa metode yang akan digunakan dalam melakukan
kampanye, yaitu metode terbatas, metode yang dilakukan dengan papan,
umbul-umbul, menggunakan alat peraga, melakukan kampanye secara terbuka, dan
ada rapat-rapat terbuka. Selain masing-masing parpol mempersiapkan metode
kampanye apa yang digunakan pada saat melakukan kampanye nanti, ada beberpa hal
penting yang harus dipersiapkan lagi oleh setiap parpol yang ada.
Hal-hal yang
perlu dipersiapkan oleh setiap parpol yaitu sosialisasi program, sosialisasi
nilai, yang akan dilakukan melalui melalui beberapa metode yang sudah
dipersiapkan. Kegiatan-kegiatan ini sudah harus di jadwalkan oleh setiap parpol
yang termasuk peserta pemilu dan disesuaikan dengan daerah yang lain atau
daerah-daerah tertentu sehingga pelaksanaan kampanye tidak bertabrakan dan
bertepatan dengan waktu yang sama di daerah yang sama maupun di daerah yang
berbeda, jadi sudah ada jadwal yang mengatur semuanya. Dan kesemua ini juga
harus dilaporkan dan disetujui oleh KPU. Untuk ditingkat daerah dalam hal ini
ditetapkan oleh KPUD.
Suara
terbanyak menjadi pilihan sejumlah parpol pada saat menetapkan calon anggota
legislatif yang mereka ajukan pada Pemilu Legislatif 2009. Dalam UU RI Nomor 10
Tahun 2008 tentang Pemilu disebutkan secara tegas, anggota legislatif yang akan
duduk di DPR ditentukan berdasarkan nomor urut yang diajukan parpol.
Besar-kecilnya nomor urut dengan demikian sangat menentukan sukses tidaknya
caleg tersebut menuju gedung DPR. Sebaliknya, dengan mekanisme suara terbanyak,
caleg dengan nomor urut besar (bawah) tetap berpeluang menjadi anggota DPR asal
mampu mengumpulkan dukungan suara terbanyak. Sukses tidaknya caleg sangat
bergantung pada kerja kerasnya meraih suara pemilih.
Pada era
reformasi partai politik tumbuh dan berkembang tanpa dapat dihambat oleh
pemerintah. Menjamurnya partai-partai politik yang ikut pada pemilu 1999 adalah
bukti nyata bahwa pemerintah tidak lagi menghambat keberadaan partai politik.
Sebelumnya telah terdaftar sebanyak 66 partai politik yang ingin mengikuti
pemilu tahun 2009, tapi setelah diadakan verifikasi administrasi dan juga
setelah diadakan verifikasi faktual, maka yang lolos ada 34 partai politik. Dan
pada hari Rabu, 9-Juli-2008 oleh KPU sudah diadakan pengambilan dan Penetapan
nomor urut partai politik peserta pemilu tahun 2009, yang dihadiri oleh Ketua
dan Sekjen Partai Politik yang sudah dinyatakan lolos dalam uji verifikasi.
Berikut ini adalah daftar nama partai-partai peserta pemilu tahun 2009.
[B]TABEL
1.1[/B]
[B]NOMOR URUT
PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU TAHUN 2009[/B]
No Urut
Nama Partai
No Urut
Nama Partai
1
Partai Hati
Nurani Rakyat.
18
Partai
Matahari Bangsa.
2
Partai Karya
Peduli Bangsa.
19
Partai
Penegak Demokrasi indonesia.
3
Partai
Pengusaha dan Pekerja Indonesia.
20
Partai
Demokrasi Kebangsaan.
4
Partai Peduli
Rakyat Indonesia.
21
Partai
Republik Nusantara.
5
Partai
Gerakan Indonersia Raya.
22
Partai
Pelopor.
6
Partai
Barisan Nasional.
23
Partai
Golongan Karya.
7
Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia.
24
Partai
Persatuan Pembangunan.
8
Partai
Keadilan Sejahtera.
25
Partai Damai
Sejahtera.
9
Partai Amanat
Nasional.
26
Partai
Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia.
10
Partai
Perjuangan Indonesia Baru.
27
Partai Bulan
Bintang.
11
Partai
Kedaulatan.
28
Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan.
12
Partai
Persatuan Daerah.
29
Partai
Bintang Reformasi.
13
Partai
Kebangkitan Bangsa.
30
Partai
Patriot.
14
Partai Pemuda
Indonesia.
31
Partai
Demokrat.
15
Partai
Nasional Indonesia Marhaenisme.
32
Partai Kasih
Demokrasi Indonesia.
16
Partai
Demokrasi Pembaruan.
33
Partai
Indonesia Sejahtera.
17
Partai Karya
Pejuangan.
34
Partai
Kebangkitan Nasional Ulama.
Sumber:[LINK=http://www.pemiluindonesia.com/pemilu-2009/daftar-partai-politik-peserta-pemilu-2009.html]http://www.pemiluindonesia.com/pemilu-2009/daftar-partai-politik-peserta-pemilu-2009.html[/LINK],
diakses 27 Juli 2009.
Nomor urut 35
sampai nomor 40 di isi oleh partai lokal yang ada di Aceh, dan setelah itu KPU
memutuskan 4 partai lagi yang bisa mengikuti Pemilu pada tahun 2009 nomor
urutnya adalah sebagai berikut:
No.: 41.
Partai Merdeka.
No.: 42.
Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia.
No.: 43.
Partai Syarikat Indonesia.
No.: 44.
Partai Buruh.
Jumlah
peserta pemilu untuk Tahun 2009 mengalami peningkatan dibanding pemilu tahun
2004 yang jumlahnya 24 partai politik, peserta terbanyak adalah pada pemilu
tahun 1999 yang diikuti oleh peserta partai politik sebanyak 48 partai politik
yang dinyatakan lulus uji verifikasi. Salah satu partai yang lulus uji
verifikasi pada pemilu 2009 adalah Partai Demokrat,ketua umumnya adalah Hadi
Utomo dan sekretaris jenderal adalah Marzuki Alie. Didirikan tanggal 9 September
2001 dan disahkan pada [LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/27_Agustus]27
Agustus[/LINK] [LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/2003]2003[/LINK]. Pendirian
partai ini erat kaitannya dengan niat untuk membawa
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono]Susilo Bambang
Yudhoyono[/LINK], yang kala itu menjadi Menteri Koordinator bidang Politik dan
Keamanan di bawah Presiden Megawati, menjadi presiden. Karena hal inilah,
Partai Demokrat terkait kuat dengan figur Yudhoyono.
[B]PEMBAHASAN[/B]
[B]Kemenangan
Partai Demokrat Pemilu Legislatif 2004 Dengan 2009[/B]
Partai ini
pertama kali mengikuti
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum]pemilihan umum[/LINK]pada
tahun [LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/2004]2004[/LINK]dan meraih suara sebanyak
7,45% (8.455.225) dari total suara dan mendapatkan kursi sebanyak 57 di
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/DPR]DPR[/LINK]. Dengan perolehan tersebut,
Partai Demokrat meraih peringkat ke 5 Pemilu Legislatif 2004. Menjelang
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilu]Pemilu[/LINK]
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/2004]2004[/LINK], popularitas partai ini
cukup terdongkrak dengan naiknya popularitas Yudhoyono waktu itu. Bersama
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/PKS]PKS[/LINK], partai ini menjadi the rising
star pada pemilu kedua di
[LINK=http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Era_Reformasi&action=edit&redlink=1]Era
Reformasi[/LINK] itu. Popularitas partai ini terutama berada di kota-kota
besar, dan di wilayah eks-[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Karesidenan_Madiun]Karesidenan
Madiun[/LINK], tempat Yudhoyono berasal. Dari hasil
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilu_2009]Pemilu 2009[/LINK], Partai
Demokrat menjadi Pemenang Pemilu Legislatif 2009karena tingkat nasional Partai
Demokrat memperoleh 21.703.137 total suara
(20,4%)[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn1]\[1][/LINK].
Banyaknya
partai politik peserta pemilu 2009, tidak membuat Partai Demokrat gentar.
Bahkan Partai Demokrat optimis akan menjadi pemenang pada pemilu. Untuk
meluluskan langkah ini DPP Partai Demokrat sudah menyiapkan strategi jitu.
Yaitu, dengan membentuk Badan Pemenangan
Pemilu (Bappilu) yang berperan untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan citra
partai serta mempersiapkan SBY untuk memenangkan Pemilu tahun 2009.
Untuk
meningkatkan kinerja dan pencapaian target pemenangan pemilu 2009, disusun
tugas operasional sebagai wujud penjabaran program pemilu secara menyeluruh
disebut sebagai “TRI SULA UTAMA” yaitu Pembinaan, Penggalangan dan Pengarahan,
sebagai master plan pelaksanaan Program dengan taktik dan teknik yang
handal[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn2]\[2][/LINK].
Selain itu caleg incumbent, hal ini tentunya menguntungkan bagi Partai Demokrat
karena akan mempermudah melakukan sosialisasi dengan masyarakat tanpa dianggap
curi start kampanye.
Lalu
bagaimana dengan kemenangan Partai Demokrat pada pemilu 9 April 2009?. Pada tingkat Nasional,
berdasarkan sumber data tabulasi KPU
hasil [LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilu_2009]Pemilu 2009[/LINK],
Partai Demokrat menjadi Pemenang pemilu legislatif 2009. Partai Demokrat
memperoleh 150 kursi (26,4%) di DPR RI, setelah mendapat 21.703.137 total suara
(20,4%). Partai Demokrat meraih suara terbanyak di banyak provinsi, hal yang
pada pemilu sebelumnya tidak terjadi, seperti di
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh]Aceh[/LINK],
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/DKI_Jakarta]DKI Jakarta[/LINK], dan
[LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat]Jawa Barat[/LINK].(Rekapitulasi
hasil final KPU (Komisi Pemilihan Umum) Pusat, Jakarta).
Bagaimana perbandingan kemenangan Partai
Demokrat antara pemilu legislalatif 2004 dengan pemilu legislatif 2009?
menjelaskan, pada [I]pemilu legislatif
[/I][I][LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/2004]2004[/LINK][/I] Partai Demokrat
meraih suara sebanyak [I]8.455.225 (7,45%)[/I]
dari total suara dan mendapatkan kursi sebanyak [I]56 di
[/I][I][LINK=http://id.wikipedia.org/wiki/DPR]DPR[/LINK][/I], Semantara pada
[I]pemilu legislatif 2009[/I] Partai Demokrat meraih suara sebanyak
[I]21.703.137 ([/I][I]20,85%),[/I]dari
total suara mendapatkan kursi sebanyak [I]150 kursi[/I]. Namun yang jelas
kemenangan Partai Demokrat pada pemilu legislatif 2009 kemenangan mutlak yang
tentu tidak terlepas dari strategi kampanye, partai baru yang menjadi pemenang
pada sistem multi
partai.[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn3]\[3][/LINK]
[B]Kampanye
Pemilu dan Kampanye Politik[/B]
Kampanye
pemilu adalah periode yang diberikan oleh panitia pemilu kepada semua
kontestan, baik partai politik atau perorangan, untuk memaparkan
program-program kerja dan mempengaruhi opini publiksekaligus memobilisasi
masyarakat agar memberikan suara kepada mereka sewaktu pencoblosan[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn4]\[4][/LINK].
Kampanye dalam kaitan ini dilihat sebagai suatu aktivitas pengumpulan massa,
parade, orasi politik, pemasangan atribut partai (misalnya umbul-umbul, poster,
spanduk) dan pengiklanan partai. Periode waktu sudah ditetapkan oleh panitia.
Masing-masing peserta diwajibkan mengikuti aturan-aturan resmi selama periode
kampanye ini. Apabila tidak mengikuti aturan ditetapkan dianggap sebagai suatu
pelanggaran dan akan mendapat penalty. Kampanye jenis ini diakhiri dengan
pemungutan suara untuk menentukan siapa yang akan mendapat dukungan terbanyak
untuk disahkan sebagai pemenang pemilu.
Sedangkan
kampanye politik menurut Lock dan Harris (1996) terkait erat dengan pembentukan
image
politik[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn5]\[5][/LINK].
Dalam kampanye politik terdapat dua hubungan yang akan dibangun, yaitu internal
dan eksternal. Hubungan internal adalah suatu proses anatara anggota-anggota
partai dengan pendukung untuk memperkuat ikatan ideologis dan identitas mereka.
Sementara hubungan eksternal dilakukan untuk mengkominukasikan image yang akan
dibangun kepada pihak luar partai, termasuk media massa dan masyarakat secara
luas. Karena image politik perlu didukung oleh konsistensi aktivitas politik
jangka panjang, kampanye politik perlu didukung oleh koksistensi aktivitas secara
permanen dan tidak terbatas pada waktu menjelang pemilu saja. Image politik
yang akan dibangun harus memiliki karakteristik sendiri dibandingkan dengan
para pesaing. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara kampanye politik dan
kampanye pemilu dapat dilidat dalam tabel berikut:
[B]TABEL
2.1[/B]
[B]KAMPANYE
PEMILU DAN KAMPANYE POLITIK[/B]
[B]KOMPOSISI[/B]
[B]KAMPANYE
PEMILU[/B]
[B]KAMPANYE
POLITIK[/B]
Jangka dan
batas waktu
Periodik dan
tertentu
Jangka
panjang dan terus-menerus
Tujuan
Menggiring
pemilih ke bilik suara
Image politik
Strategi
Mobilisasi
dan berburu pendukung Push-Marketing
Menbangun dan
membentuk reputasi politik Pull-Marketing
Komunikasi
politik
Satu arah dan
penekanan kepada janji dan harapan politik kalau menang pemilu
Interaksi dan
mencari pemahaman beserta solusi beserta solusi yang dihadapi masyarakat
Sifat
hubungan antara kandidat dan pemilih
Pragmatis/transaksi
Hubungan
relasional
Produk
politik
Janji dan
harapan politik Figur kandidat dan program kerja
Pengungkapan
masalah dan solusi Ideologi dan system nilai yang mendasari tujuan partai
Sifat program
kerja
Marketing-oriented
dan berubah–ubah dari pemilu satu ke pemilu lainya
Konsiten
denagn sistem nilai partai
Retensi
memori kolektif
Cenderung
hilang
Tidak mudah
hilang dalam ingatan kolektif
Sifat
kampanye
Jelas,
terukur dan dapat dirasakan langsung aktivitas fisiknya
Bersifat
laten, bersikap kritis dan bersifat manarik simpati masyarakat
Sumber:
Firmanzah, Marketing Politik – Antara
Pemahaman dan Realitas, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2008, hlm. 277
Starategi kampanye partai demokrat dalam
memenagkan pemilu legislatif 2009 tidak terlepas dari starategi kampanye
politik yang dijalankannya bukan starategi kampanye pemilu. Dari tabel diatas
terdapat perbedaan antara strategi kampanye politik dengan starategi kampanye
pemilu. Kampanye stategi politik membutuhkan waktu yang lama, seperti yang
dilakukan oleh SBY lima tahun kampanye politik selama menjadi Presiden
2004-2009, yang berbeda dengan strategi kampanye pemilu yang hanya ketika masa
kampanye saja, inilah yang dilaksanakan oleh Bappilu Partai demokrat dalam
memenangkan pemilu legislatif 2009.
Kampanye
pemilu adalah semua aktivitas politik yang ditujukan untuk menggiring pemilih
ke tempat-tempat pencoblosan. Sementara kampanye politik bersifat jangka
panjang dan dilakukan secara terus-menerus untuk membangun image politik.
Kampanye pemilu adalah bagian kecil dari kampanye politik. Meskipun suatu
partai atau seorang kandidat tidak berada dalam periode kampanye pemilu, setiap
ucapan dan tindakannya dapat dikategorikan sebagai kampanye politik.
[B]Strategi
Caleg dan Bappilu DPP Partai
Demokrat[/B]
Indonesia
merupakan negara demokrasi yaitu oleh rakyat dan untuk rakyat, berbicara
tentang demokrasi berarti kita berbicara tentang pemilu. Karena pemilu
merupakan dasar kehidupan demokrasi. Dalam pemilu masyarakat diberikan
kebebasan untuk menentukan pilihannya. Pemilihan umum juga terkait dengan
partai-partai politik, secara konseptual menurut UU RI No.10 Tahun 2008 tentang
pemilihan umum, pemilu adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai alat
demokrasi pemilu dijalankan secara jujur, bersih, bebas, kompetitif, dan adil.
Pemilu pada hakikatnya merupakan pengakuan dan perwujudan dari pada hak-hak
politik rakyat, dan sekaligus merupakan pendelegasian hak-hak tersebut oleh rakyat
kepada wakil-wakilnya untuk menjalankan pemerintahan. Esensi pemilu adalah
sarana demokrasi untuk membentuk suatu sistem pemerintahan negara, yang pada
dasarnya lahir dari bawah menurut kehendak rakyat, sehingga terbentukkekuasaan
negara yang benar-benar memancarkan ke bawah, sebagai suatu kewibawaan sesuai
dengan keinginan rakyat oleh rakyat, menurut sistem permusyawaratan perwakilan.
Sedangkan fungsinya adalah sebagai alat menyehatkan dan menyempurnakan
demokrasi bukan sebagai tujuan demokrasi.
Ada dua macam
sistem yang diterapkan dalam negara-negara demokrasi konstitusional, yaitu
sistem distrik dan sistem
proporsional[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn6]\[6][/LINK].
Sistem distrik adalah suatu sistem pemilihan umum dimana wilayah suatu negara
yang menyelenggarakan pemilu, menentukan distrik-distrik pemilihan yang
jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang diperebutkan atau tersedia di parlemen.
Calon terpilih adalah calon yang memperoleh suara terbanyak atau mayoritas.
Sedangkan
sistem proporsional atau suara berimbang, adalah suatu sistem pemilihan di mana
wilayah negara yang menggunakan sistem proporsional tersebut, dibagi atas
daerah-daerah pemilihan dan kepada daerah-daerah pemilihan ini, dibagikan
sejumlah kursi yang diambil dari kursi yang tersedia di parlemen, untuk
diperebutkan dalam suatu pemilihan umum di aerah tersebut. Dan pada pemilu
legislatif tahun 2009 Indonesia menggunakan sistem proporsional dengan daftar
terbuka[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn7]\[7][/LINK].
Dalam pemilu,
kampanye berguna sebagai media untuk menyampaikan visi dan misi kandidat dan
agar masyarakat lebih mengenal lagi siapa calon yang akan dipilih. Kampanye
juga sebagai sebuah tidakan politik yang bertujuan untuk mendapatkan hasil
(pencapaian) dalam bentuk dukungan. Kampanye juga dapat diartikan sebagai sebuah
kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing
memperebutkan kedudukan dalam parlemen dan sebagainya untuk mendapatkan
dukungan pemilih dalam suatu pemungutan suara.
Bila
dijabarkan lebih jauh dan diselaraskan dengan sistem negara hukum Indonesia,
pemilu adalah upaya untuk mewujudkan sila ke empat dari pancasila, yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Pemilu legislatif adalah pemilu yang
diselenggarakan untuk memilih anggota DPR/DPD/DPRD, memilih wakil rakyat untuk
duduk dalam lembaga legislatif
negara[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn8]\[8][/LINK]
Starategi
yang dijalankan untuk memenangkan pemulu legislatif 2009 tidak terlepas dari
semangat untuk memenangkan Partai Demokrat, agar partai demokrat bisa sendiri
memajukan calon presiden tanpa koalisi dengan partai lain .Masih menginginkan
rakyat SBY kembali menjadi Presiden ini doktrin yang selalu di munculkan. Untuk
kembali lagi menjadi Presiden maka
otomatis Partai Demokrat harus dimenangkan lagi dalam pemilu legislatif 9 April 2009 untuk
bisa menjadi presiden
kembali[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn9]\[9][/LINK],
starategi kampanye Partai Demokrat tidak terlapas dari SBY
Strategi yang
dijalankan oleh Bappilu partai demokrat juga tidak terlepas dari melihat dan
memajukan caleg yang berpengalaman, dan sudah teruji untuk menaikkan suara pada
pemilu legislatif 2009. Misalnya Kriteria caleg atau proses rekruitmen caleg
Partai Demokrat, yang partama kader,
dinilai bukan karena uang, tokoh masyarakat, kalau dari kader tidak semua kader akan bisa manang, makanya kita
mengambil mantan Sekda, pensiunan PNS. Demokrat tidak meminta uang ketika mau
bergabung jadi caleg tapi meminta kefiguran atau ketokohan. Pasal 2 ayat 14,
berdasarkan no urut tidak lagi berlaku,
berdasarkan jumlah suara terbanyak, inilah yang kemudian kenapa kita
pengurus mengutamakan figur atau faktor ketokohan, kompetensi penting juga
kebersihan diri untuk jadi
caleg.[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn10]\[10][/LINK]
Partai
demokrat menang pada pemilu legislatif 2009 Tidak terlepas dari figur atau
ketokohan caleg lokal dan figur SBY gaya
kepemimpinan yang soft sendiri, hal ini
diungkapkan oleh Ahmad Mubarok sendiri dari hasil wawancara di kantornya.
Ketokohan caleg lokal variabel yang
tidak bisa juga diabaikan, kemenangan Partai Demokrat tidak bisa hanya
mengharapkan kefiguran SBY saja, tanpa ada ketokohan figur lokal, terbukti ada beberapa daerah Partai Demokrat tidak menang bahkan hanya
mendapatkan dua sampai tiga kursi di
DPRD Kab/Kota.Pengaruh figur SBY di
tambah pengaruh tokoh lokal ( figur caleg daerah) kita juga melihat figur-figur
di daerah dalam mempengaruhi kemenangan
Partai Demokrat.
[B]Strategi
Kampanye [/B]
Istilah
strategi berasal dari bahasa Yunani strategos atau strategus dengan kata jamak
strategi. Strategos berarti jendral, tetapi dalam Yunani kuno sering berarti
perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, strategi berarti (1) siasat perang, (2) ilmu siasat perang,
(3) tempat yang baikmenurut siasat perang, (4) rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth
mengatakan “Strategi adalah pola, tujuan, maksud, sasaran, dan kebijakan umum
untuk mencapai
tujuan-tujuan”[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn11]\[11][/LINK].
Sebuah
strategi biasanya mengacu pada rencana yang menyeluruh dan mencakup serangkaian
tindakan yang langsung diarahkan pada pencapaian tujuan. Dalam upaya mencapai
tujuan tersebut, suatu tindakan perlu menerapkan strategi tertentu. Oleh sebab
itu, dibutuhkan kemampuan untuk membangun jalan tersebut secara baik dan
memberikan keselamatan kepada mereka yang melaluinya. Pengembangan suatu
strategi
membutuhkan[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn12]\[12][/LINK]:
Pengetahuan
yang menyeluruh, kritis, dan obyektif mengenai kekuatan penghalang perubahan
(status quo) dan sekaligus peta seluruh kekuatan yang ada termasuk analisis
(data) dengan kejujuran kekuatan internal yang dimiliki.Tata susunan
langkah-langkah yang akan diambil sehubungan tujuan yang ingin dicapai
dikaitkan dengan kenyataan yang ada mengenai kekuatan penghalang perubahan.
Sedangkan
kampanye merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan pada tahap sebelum
pemungutan suara. Kajian tersebut dilakukan oleh para kontestan pemilihan umum
untuk menarik simpati masyarakat sebanyak mungkin. Menurut Haryanto kampanye
merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan pada tahap sebelum
pemungutan suara[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn13]\[13][/LINK].
Kegiatan tersebut dilakukan oleh para kontestan pemilihan umum atau partai
politik yang ambil bagian dalam pemilihan umum untuk menarik simpati masyarakat
sebanyak mungkin. Kampanye politik dalam rangka pemilihan umum merupakan
kesempatan bagi para kontestan guna menanamkan pengaruh dan simpati di kalangan
masyarakat dengan menjelaskan program-program partai. Partai politik pada waktu
kampanye berusaha untuk menarik sebanyak mungkin simpati dari pemilih.
Jadi strategi
kampanye pemilu tergolong persoalan penting karena mustahil partai tidak
memperhatikan strategi kampanye sebagai bagian penting dari rangkaian kegiatan
pemilihan.
Starategi
kampanye partai demokrat tidak terlepas dari penyusunan program kerja tujuannya tidak terlepas bagaiamana citra
partai bagus. Misalnya Program kerja setelah musda tahun 2006, konsolidasi
total sampai tingkat ranting, program kerja konsolidasi Partai Demokrat dengan
pemerintah yang konsultan program pemerintah banyak dari kader Partai Demokrat
seperti; BLT, Jamkesmas (pelayanan kesehatan gratis, anggaran kesehatan naik 3
kali lipat menjadi 16 Triliun, BOS dalam bentuk pendidikan gratis, Beasiswa,
PNPM Mandiri, KUR Tanpa Agunan Tambahan, Harga BBM turun tiga kali, IMF lunas,
Rasio Hutang Negara terus turun, Korupsi di berantas lebih dari 500 pejabat
publik di proses secara hukum, anggaran pendidikan naik 20%, Swasembada beras, Kedamaian
keamanan terjaga NKRI semakin bersatu[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn14]\[14][/LINK].
Uraian di atas adalah program pemerintah
tapi tetap mensosialisasikan ke
masyarakat bahwa ini adalah program kerja pemerintah yang bagian tidak terpisahkan
dari Partai Demokrat, tidak mungkin ini
tidak ada rancangan dari presiden SBY ketua DPP Demokrat, yang jelas paparan
tulisan diatas adaah program pemerintah yang di sampaikan ke masyarakat oleh
Partai Demokrat, seluruh program SBY di senangi oleh masyarakat.
Dari
pernyataan di atas menunjukkan, bahwa dalam menjalankan strategi kampanye
elemen program kerja adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari Partai Politik untuk mempengaruhi masyarakat kenapa
memilih Partai Demokrat?. Partai Demokrat memanfaatkan keberhasilan SBY sebagai
Presiden di dalam menjalankan pemerintahan artinya, dengan memasarkan
program-program pemerintah yang pro rakyat seperti yang di uraikan diatas,
dengan cara menyakinkan rakyat yang di
sampaikan oleh caleg dari Partai Demokrat, bahwa ini adalah keberhasilan Partai
Demokrat dalam menjalankan amanah rakyat, sebab Presiden SBY adalah Dewan Pembina Partai Demokrat.
Kalau SBY
bukan hanya ketokohan yang dimilikinya tapi juga memiliki program kerja yang
pro rakyat dan menyentuh masyarakat kelas menengah kebawah, lima tahun dalam
memimpin bangsa sudah jelas kontribusi dan perubahan yang di lakukan oleh SBY
sebagai Presiden, mulai dari reformasi
penegakan hukum, kegiatan ekonomi yang
pro rakyat, PNPM, Jamkesmas, raskin, BOS, KUR, program SBY, mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat, ungkapan-ungkapan seperti ini selalu
disampaikan kepada rakyat oleh Bappilu partai demokrat dan penitia pemilihan
umum dalam memenangkan pemilu legislatif 2009.
Dari hasil
paparan diatas dapat di lihat bahwa bagi rakyat terutama kelas menengah ke
bawah tidak terlalu memperhatikan dan tidak penting bagi mereka program kerja,
masyarakat tidak mau tahu dengan program kerja
Partai yang penting bagi masyarakat adalah apa yang mereka dapat dari
hasil yang pernah mereka pilih pada pemilu sebelumnya, mendapat bantuan berupa
uang tunai dari pemerintah itu menurut mereka sudah lebih dari program kerja.
Dari
pernyatan diatas penulis melihat keberhasilannya menjalan program kerja yang
relatif di rasakan betul oleh masyarakat, bukan berarti Presiden sebelumnya
tidak ada program yang di rasakan oleh masyarakat, SBY selaku kepala Negara dan
kepala Pemerintahan dan selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat telah
membuat program kerja yang tersimpan, di senangi dan melekat di hati rakyat.
Masyarakat
level menengah keatas bisa membedakan mana yang menjadi program kerja Partai
Demokrat dan mana yang menjadi program pemerintahan SBY, tapi yang menjadi
persoalan kemudian adalah, masyarakat terutama kelas menengah ke bawah sangat
sulit membedakan SBY sebagai Presiden dan SBY sebagai Ketua Dewan Pembina
Partai Demokrat, konsekuensinya adalah program pemerintah adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari program Partai Demokrat, program pemerintah yang di jual
oleh Partai Demokrat kepada rakyat pada pemilu legislatif yang lalu, seperti
BLT, PNPM Mandiri, BOS, Jamkesmas, KUR, ini yang kemudian selalu di sampaikan
Partai Demokrat ke rakyat, Partai Demokrat sadar betul bahwa ini bukan program
kerja Partai Demokrat tapi ini menurut
caleg dari Partai Demokrat adalah peluang apakah salah kita menjual program
pemerintah sebab SBY bagian yang tidak terpisahkan dari ketua Dewan Pembina
Partai Demokrat.
Dalam
memenagkan pemilu legislatif 2009 Partai Demokrat juga menjalankan mesin
politik. Mesin politik Partai Demokrat selain dari DPD, DPC, DPAC dan DPrT di tambah dengan caleg, kasus dalam pemilu
legislatif beda dengan pemilu sebelumnya yang mesin partai sangat dominan,
dibandingkan dengan pemilu yang di pilih secara langsung, kerja keras caleg
tidak bisa dinafikan dalam memenangkan Partai Demokrat dengan adanya suara
terbanyak di Partai.
Hasil
wawancara penulis dengan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok
Menjelaskan mesin politik Partai Demokrat dan kelengkapan kebawahnya belum sempurna, seperti ada di daerah yang
pengurus partainya belum ada tapi yang menariknya partai demokrat justru menang
di dearah tersebut.
Dari
pernyataan diatas terlihat jelas bahwa
Dari perspektif stategi kampanye Partai Demokrat juga dapat di pandang
sebagai produk politik dengan rekruitmen tokoh atau caleg yang terbaik di
daerah. Tidak hanya itu saja produk
politik Partai Demokrat Pelatihan Kader Kepemimpinan Partai Demokrat (PKKPD) di bekali
belajar perpidato, jadi bupati, jadi anggota DPRD, termasuk persiapan
dan pembekalan untuk menjadi caleg dan
pembekalan sebelum berkompetisi pada pemilu legislatif 9 April 2009 itu sesunguhnya bagian dari
produk politik partai Demokrat.
Partai Demokrat dengan berbagai atribut juga
akan membentuk makna politik dalam kalangan pemilih tertentu. Banyak pemilih
yang menjatuhkan pilihannya semata mata karena faktor Partai, tanpa
memperhatikan apa kebijakan yang di tawarkan dengan siapa kandidat yang di
ajukan, terbukti pada pemilu legislatif 2009 suara partai demokrat jauh lebih
banyak dibandingkan dengan suara caleg.
Mesin
politik mulai dari dari DPrT DPAC sampai
DPC ini bagian yang tak terpisahkan, mesin Partai sesunguhnya DPrT, kalau
kemaren mesin politiknya dalam memenangkan pemilu legislatif kemaren adalah caleg, program kerja yang
menyentuh masyarakat dan diterima masyarakat terutama yang pro rakyat yang
langsung membantu petani, hal ini diungkapkan oleh Sahladi hasil wawancara
penulis dengan Bappilu partai Demokrat . Pelatihan yang laksanakan mulai dari pelatihan atau
pembekalan caleg untuk memenangkan pemilu, untuk menghidupkan mesin politik
kito tetap konsolidasi lewat rapat yang diadakan dua kali satu bulan, dari tingkat DPC, sampai DPrT. Guna menjalankan
mesin politik. acara pelatihan dilakukan dalam
dua pendekatan yaitu secara
secara struktural dan pendekatan sistemik dan isidential. Bappilu Partai
demokrat punya tangung jawab untuk tetap konsolidasi di daerah.
Kerja Bappilu
DPP Partai Demokrat relatif tidak terlalu maksimal dan belum optimal namun pengaruh figur SBY dan penitia internal
pemilihan umum membantu kerja-kerja Bappilu DPP Partai Demokrat dalam
memenangkan pemilu legislatif 2009 di
Indonesia.[LINK=file:///D:/Tugas%20semester%202%20Pasca%20UI/Jurnal%20Partai%20Politik%20BUK%20chusnul/strategi%20kampanye%20partai%20demokrat.doc#_ftn15]\[15][/LINK]
[B]PENUTUP[/B]
Strategi
kampanye Bappilu DPP Partai demokrat belum
optimal dalam bekerja pemenangan Partai Demokrat pada pemilu legislatif
2009. Kemenangan Partai Demokrat tidak terlepas dari strategi kampanye Partai
Demokrat. Figur atau ketokohan penulis
dapat menyimpulkan bahwa figur SBY, memiliki pengaruh yang sangat dominan terhadap kemenangan Partai Demokrat pada
pemilu legislatif 9 April 2009. Hasil penelitian juga di temukan selain
kefiguran atau ketokohan SBY
(Person) juga di temukan pengaruh figur
ketokohan caleg lokal juga memiliki
pengaruh terhadap kemenangan Partai Demokrat pada pemilu legislatif 9 April
2009. Bappilu Partai Demokrat sebagai
garda terdepan dalam memenangkan pemilu legislatif 2009 justru relatif tidak maksimal kerja-kerjanya.
Strategi
kampanyePartai Demokrat hanya (mempolitisasi dan mengklaim) program
keberhasilan pemerintahan SBY selama 5 (tahun) sebelumnya, keberhasilan program
pemerintah merembes kepada kemenangan Partai Demokrat, yang kemudian
mempermudah kerja-kerja Bappilu Partai Demokrat untuk disampaikan kepada
rakyat. Artinya adalah, keberhasilan program pemerintahan SBY di manfaatkan
oleh Partai Demokrat untuk membentuk [I]positioning [/I](pencitraan)
seolah-olah menjadi program Partai Demokrat seperti Program BLT, Jamkesmas (pelayanan
kesehatan gratis, anggaran kesehatan naik 3 kali lipat menjadi 16 Triliun, BOS
dalam bentuk pendidikan gratis, Beasiswa, PNPM Mandiri, KUR Tanpa Agunan
Tambahan, Harga BBM turun tiga kali. Ini selalu di sampai oleh Bappilu DPP
Partai Demokratketika kampanye pada pemilu legislatif 9 April 2009.
Berdasarkan
datadan hasil wawancarayang ada penulis
melihat mesin politik (party) Partai
Demokrat secara formal tidak berjalan
dengan baik, seperti (Struktural DPD, DPC, DPAC, DPrT, justru yang lebih berjalan
mesin politik eksternal, seperti penitia pemilihan umum, adanya Partai Demokrat
yang menang didaerah yang pengurusnya tidak ada menunjukkan bahwa kerja mesin
partai belum optimal tapi gaya kepemimpinan SBY yang soft mendorong kemenangan
Partai Demokrat pada pemilu legislatif 2009
terus menang
BalasHapus